Analisis sensoris merupakan metode penting yang digunakan untuk mengevaluasi karakteristik produk pangan melalui indra manusia, seperti rasa, aroma, tekstur, dan penampilan. Berdasarkan standar SNI ISO, metodologi ini melibatkan serangkaian prosedur yang ketat untuk memastikan konsistensi dan akurasi hasil evaluasi. Standar ini mengatur berbagai aspek penting, termasuk seleksi panelis, kondisi pengujian, serta teknik analisis data. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang objektif dan dapat diandalkan, yang dapat digunakan dalam pengembangan produk, kontrol kualitas, dan penelitian pasar.
“Metodologi analisis sensoris yang diatur oleh standar SNI ISO mencakup berbagai jenis pengujian untuk memastikan akurasi dan konsistensi evaluasi produk. Beberapa pengujian yang umum digunakan antara lain uji A bukan A, uji duo-trio, dan triangel test,” kata Pusat Riset Agroindustri, OR Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Komite Teknis 67-07 Analisis Sensori, Dr. Ir. Bram Kusbiantoro dalam Webinar ‘Metodologi Analisis Sensori Berdasarkan Standar SNI ISO’ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sensori Indonesia (ASENSINDO) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) secara daring via Zoom, pada 29 Mei 2024.
Dalam penerapannya, analisis sensoris berdasarkan standar SNI ISO memerlukan pemilihan panelis yang terlatih dan mampu mendeteksi serta mengevaluasi atribut sensori secara konsisten. Proses ini melibatkan pelatihan intensif untuk meningkatkan kepekaan dan kemampuan deskriptif panelis. Selain itu, kondisi lingkungan saat pengujian, seperti pencahayaan, suhu, dan kebersihan, diatur dengan ketat untuk meminimalisir gangguan yang dapat mempengaruhi persepsi sensorik.
Hasil evaluasi kemudian dianalisis menggunakan metode statistik yang tepat untuk memastikan validitas dan reliabilitas data, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan dan perbaikan produk. Fri-35